Thursday, October 17, 2013

Another part of 'Surat Untuk Ibu'

Sudah tanggal 17 Oktober nih, Bu.. 2 hari lagi genap sudah 9 tahun kepergianmu. Walaupun sudah 9 tahun berlalu tapi kejadian di tanggal 19 Oktober 9 tahun yg lalu masih terekam jelas di otakku, Bu. Bumi yang aku pijak saat itu serasa bergoyang, lalu retak dan aku terjatuh ke dasarnya. Saking hancurnya saat itu menangis pun aku tak bisa.

Bu, hidupku selalu tak pernah mudah. Apapun yang kuinginkan selalu susah payah aku perjuangkan untuk dapat memilikinya. Jikalau nantinya tetap tak bisa kumiliki,  maka jelas itu pesan dari Tuhan kalau yang kuinginkan itu belum tentu baik untukku. Begitu kan?

Aku sekarang sudah dewasa ya ternyata. Padahal dulu kalau ibu gak nurutin apa mauku, aku akan ngambek, menangis dan mengurung diri di kamar. Tapi skrg beda, walaupun kadang diam-diam sering menangis dan membenamkan mukaku ke dalam bantal. Aku sekarang tak semanja dulu. Aku bahkan sudah berani ke Korea sendirian loh, Bu. Keren kan?

Bu, andai kau ada di sini sekarang. Aku ingin menangis di pangkuanmu. Hatiku tak pernah seresah ini sebelumnya. Aku benar-benar butuh saran dari sudut pandang seorang ibu yang memiliki anak gadis seusiaku. Tak mungkin lah kalau aku minta saran dari ibu temanku...

Aku ingin ibu baca surat ini dan segera datang ke mimpiku malam ini.. Aku ingin ada ibu di sisiku supaya aku bersemangat lagi..
Aku tunggu kedatanganmu, Ibu.

Dari anakmu, Adhani Fatwazulintan.

No comments:

Post a Comment